"Ketika kau tak bisa melupakan seseorang, bukankah alkohol dan seks adalah obat terbaik?" Asuma bertemu belahan jiwanya di perguruan tinggi, tetapi selama sepuluh tahun terakhir, ia patah hati dan tak mampu jatuh cinta lagi. Kini menjadi dokter, perasaannya yang masih membekas tak kunjung pudar. Setelah mengetahui belahan jiwanya telah memiliki anak, Asuma menenggelamkan kesedihannya dalam alkohol. Saat itulah Homare, orang asing yang mirip belahan jiwanya, mendekatinya. Terjebak dalam patah hati dan kemabukan, mereka menghabiskan malam bersama. Keesokan harinya, Asuma terkejut bertemu Homare di kafe rumah sakit! Baru saja diputus oleh mantan pacar alfa-nya, Homare sendiri patah hati. Ia tiba-tiba bertanya kepada Asuma, "Mengapa kita tidak berteman tapi saling menguntungkan?" Saat mereka mencari kenyamanan satu sama lain, dapatkah hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam, ataukah mereka ditakdirkan untuk tetap menjadi beban emosional satu sama lain?