Aku harus menikah.

Masalahnya, aku benci perjodohan, dan di sekitarku pun tak ada pria yang bisa dipertimbangkan.

Tidak—sebenarnya, ada satu orang.

Cha Ji Hyuk, teman lamaku yang sudah seperti keluarga sendiri.

Lalu, suatu hari, ia berbisik dengan suara rendah yang terdengar seperti godaan iblis di telingaku.

"Kalau begitu, tidak ada pilihan lain. Aku dan kau harus menikah, Hae Yeon."

Cha Ji Hyuk itu laki-laki? Tentu saja. Ia tampan, sukses, dan nyaris sempurna. Tapi tetap saja—kami ini teman. Hubungan kami tidak pernah melewati batas itu.

"Kau gila? Tidak bisa. Aku tidak mungkin menikah denganmu."
"Kenapa tidak bisa?"
"Menikah berarti… kita harus melakukan hal-hal seperti itu. Dan aku tidak bisa membayangkan melakukannya denganmu."
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita coba dulu, sebagai ujian?"
"Mencoba apa?"
"Ciuman… atau mungkin, seks."

Belum sempat aku memarahinya karena ucapan gilanya itu, Ihyuk langsung mencium bibirku—kasar, panas, dan menggetarkan.

Sentuhannya asing. Bibir yang tadi mencumbu bibirku kini membengkak, dan bukan hanya itu—bagian tubuhnya yang mengeras karena gairah mulai menekan kulitku yang lembut.

Tubuhku merespons lebih cepat dari pikiranku, dan dalam sekejap, kenikmatan itu datang membanjir dari dalam diriku.

Kami adalah teman.

Tidak… kami dulu adalah teman.

Tapi teman tidak berciuman seperti ini.

Lalu sekarang—apa sebenarnya hubungan kami?