Aku pikir aku telah ditinggalkan,

Tetapi sebenarnya akulah anak yang dicari oleh keluarga Namgung.

Baru setelah aku dibunuh oleh Iblis Darah, yang kupanggil "guru", aku mengetahui kebenarannya. Ketika aku terbangun kembali sebagai anak berusia tiga belas tahun, aku memutuskan untuk kembali ke keluarga Namgung.

Aku tidak berusaha untuk diakui sebagai keluarga.

Aku hanya ingin mencegah keluarga Namgung berantakan seperti sebelumnya.

“Ini perhiasan, sutra, emas batangan, dan ramuan yang diberikan kepala keluarga kepadamu.”

"Ini, sayang. Ini hadiah ucapan selamat atas kepulanganmu."

Begitu aku dikenali sebagai cucu perempuan hilang dari keluarga Namgung,

Aku memperoleh makanan lezat, pakaian bagus, harta emas dan perak, dan pedang berkualitas tinggi!

Aku juga mendapatkan seorang kakek dan seorang ayah yang menangis dan tertawa untukku.

Tetapi apa sebenarnya perasaan aneh dan geli di dadaku setiap kali hal itu terjadi?

Untuk melindungi senyum orang-orang yang pernah kubunuh,

dan untuk mempertahankan sensasi hangat dan geli ini selama aku bisa,

Aku bertekad untuk mengubah masa depan berdarah yang menantiku, tidak seperti kehidupanku sebelumnya…

Wajah Namgung Mucheon menjadi gelap.

'Apakah anak ini benar-benar dibesarkan untuk menjadi seorang pembunuh?'

Niat membunuh yang tajam dan teknik pedang yang penting bagi seorang pembunuh tercermin dalam kehidupannya, seolah tertanam di dalam dirinya.

'Dasar bajingan.'

Kemarahan membuncah dalam diri Namgung Mucheon.

Dia menahan diri agar tidak mengumpat keras di depan cucunya, melainkan bergumam dalam hatinya.

'Beraninya mereka membesarkan cucu perempuanku sebagai seorang pembunuh?'

Energi biru di sekitar Namgung Mucheon semakin kuat.