Aranhrod Erin Leinster, Kaisar ke-17 dari Kekaisaran.

Satu-satunya alasan dia bisa naik takhta, mengalahkan semua kakak laki-lakinya, adalah berkat Grand Duke Roark.

Pendukung setianya, pejabat paling loyal, satu-satunya orang yang selalu ada untuknya.

"Aku siap melakukan apa pun yang Paduka perintahkan."

Hanya dengan satu kalimat darinya, semua bangsawan pun menunduk patuh.

Namun, meski Grand Duke Roark begitu setia, Sang Kaisar justru memperlakukannya dengan dingin.

Hubungan antara penguasa dan bawahan ini sungguh aneh.

Malam tiba.

Pintu terbuka dengan kasar, dan seorang pria masuk ke kamar tidur Sang Kaisar tanpa izin.

"Grand Duke..."

Tanpa disadari, para dayang sudah menghilang.

"Kumohon... aku benar-benar tidak berminat hari ini..."

Di hadapannya, wibawa dan otoritasnya sebagai Kaisar tidak berarti. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya hanyalah memohon.

"Aku ingin mengabulkan permintaan Paduka, tapi hari ini, aku juga sudah di ambang batas."

Duke tersenyum lembut, tapi matanya menyapu tubuhnya dengan penuh hasrat.

Sebelum sempat menghalang, pakaian dalamnya sudah robek dan jatuh ke lantai.

"Maaf, mungkin hari ini akan sedikit kasar. Aku masih kesal karena kejadian siang tadi."